CONTOH SKRIPSI PAI INOVASI PENDIDIKAN AKHLAK BERBASIS MANAJEMEN QOLBU DI SMP NEGERI 3 BABAT SUPAT KABUPATEN MUSI BANYUASIN
INOVASI PENDIDIKAN AKHLAK
BERBASIS MANAJEMEN QOLBU
DI SMP
NEGERI 3 BABAT SUPAT KABUPATEN
MUSI BANYUASIN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut Soegarda
Poerbakawatja dalam ensiklopedia
pendidikan, Pendidikan dalam
arti yang luas
meliputi semua perbuatan
dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan
pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta ketrampilannya ( orang menamakan ini juga
‘’mengalihkan’’ kebudayaan ) kepada generasi muda
sebagai usaha menyiapkannya agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya
baik jasmani maupun
rohani. Menurut Ahmad D. Marimba:’’Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidikan
terhadap perkembangan jasmani dan rohani
siterdidk menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
Dari beberapa
definisi yang dikemukan
oleh para ahli
tersebut di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah usaha
secara sadar untuk
mengarahkan dan bimbingan
anak dalam mengembangkan
potensi yang ada
dalam dirinya baik
jasmani maupun rohani
sehingga mencapai kedewasaan
yang akan menimbulkan
perilaku utama dan
kepribadian yang baik.Adapun
pengertian akhlak dasar
bahasa indonesia, kata
akhlakDiartikan sebgai budi
pekerti atau kelakuan. Kata akhlak
walaupun diambil dari
bahasa Arab ( yang biasa
diartikan tabi’at, perangai, kebiasaan, ) namun kata
seperti itu tidak
ditemukan dalam Al-Qur’an, yang ditemukan
hanyalah bentuk tunggal
kata tersebut yaitu
khuluq yang tercantum
dalam Al-Qur’an surat
Al-Qalam ayat 4 sebagai
konsideran pengangkat Nabi
Muhammad SAW sebagai
Rasul.[4] Artinya: Sesungguhnya
engkau (Muhammad) berbudi
pekerti yang agung. (QS. Al-Qualam :
4)Manajemen Qolbu berasal
dari kata ‘’manajemen’’
dan ‘’qolbu’’. Kata manajemen berasal dari bahasa
inggris yaitu ‘’to manage’’ yang
sinonimnya antara lain
’’to hand’’ berarti mengurus,
‘’to control’’ berarti mengawasi
dan ‘’to guide’’ berarti
memimpin. Jadi, apabila
dilihat dari asal
katanya manajemen berarti
pengurusan, pengendalian, memimpin,
membimbing, kepemimpinan, ketatalaksanaan, pembinaan
dan ketatapengurusan pengelolahan. Manajemen adalah
proses pembimbingan dan
pemberian fasilitas terhadap
pekerjaan orang-orang yang
terorganisasi dalam kelompok
formil untuk mencapai
suatu tujuan yang
dikehendaki. Secara
sederhana manajemen berarti
pengelolahan atau pentadbiran, Artinya sekecil
apa pun potensi
yang ada apabila
dikelola dengan tepat,
akan terbaca, tergali,
tertata dan berkembang
secara optimal. Qolbu
adalah hati nurani
yang menerima limpahan
cahaya kebenaran ilahiyah
yaitu ruh. Sebagaimana sejak di
alam ruh, manusia
telah melakukan kesaksian
kebenaran Laksana menara, hati
memiliki banyak pintu.
Ibarat cermin hati
mampu
Menyerap dan
memantulkan sikap setiap
bayangan yang datang
padanya. Maka pengaruh,
obyek, akan masuk
kedalam hati, dan melekat
didalamnya. Melalui sarana
lahir dan batin.
Bayangkan kalau semua
orang kemudian berusaha
untuk mendasarkan seluruh
aktivitasnya pada hati
yang bersih, hati yang
tidak ditanami oleh
kedengkian, keprihatinan, dan
kesombongan. Sungguh akan
terjadi ledakan dahsyat
pada perubahan diri
seseorang. Sungguh akan
terlihat perubahan yang
benar-benar berarti dan
penting. Demikian juga
dalam dunia pendidikan
alangkah lebih baiknya
jika seluruh aktivitas pendidikan didasarkan
pada hati yang
bersih, khususnya pada
pendidkan akhlak. Karena
dengan hati yang
bersih akan mapu
mencetak generasi mudaa
yang berakhlak mulia
Insya Allah.
Dari uraian
latar belakang masalah
diatas maka hal tersebut mendo-Rong
peneliti untuk melakukan
penelitian mengenai msnajemen
qolbu sebagai dasar/basis
dalam pelaksanaan pendidikan.
Maka dari itu
peneliti sangat tertarik
untuk melakukan penelitian
dengan judul ‘’INOVASI
PENDIDIKAN AKHLAK BERBASIS
MANAJEMEN QOLBU DI SMP
NEGERI 3 BABAT SUPAT’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang maslah tersebut,
maka masalah- masalah
Yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana penerapan inovasi
Pendidikan Akhlak berbasis
manajemen Qolbu
di SMPN 3 Babat Supat
?.
2.Bagaimana dampak
penerapan inovasi Pendidikan
Akhlak berbasis
manajemen
Qolbu di SMPN 3 Babat
Supat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mendeskripsikan penerapan nilai-nilai Manajemen
Qolbu dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa SMPN
3 Babat Supat
2.
Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai-nilai Manajemen Qolbu
dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa SMPN
3 Babat Supat
D. Kegunaan Penelitian
1.
Secara teoritis,
diharapkan dapat memeberikan pengetahuan dan
memperkaya khazanah kepustakaan di Perguruan Tinggi serta
dapat dijadikan bahan pijakan
untuk penelitian berikutnya.
2.
Secara praktis, dapat memberikan informasi dan untuk mengetahui
serta Memberikan gambaran yang jelas
tentang penerapan nilai-nilai
Manajemen Qolbu dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa
SMPN
3 Babat Supat
E. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah dalam pembahasan skripsi inisekaligus untuk mempermudah pemahaman, maka dalam penulisan skripsi ini dibatasi hanya akan membahas
tentang
penerapan nilai
nilai Manajemen Qolbu di SMPN 3 Babat Supat dan
faktor-faktor pendukung serta
penghambat penerapan Pendidikan
Akhlak berbasis Manajemen Qolbu di SMPN 3 Babat Supat
F. Tinjauan
Pustaka
Berdasarkan tinjauan
pustaka yang penulis lakukan ternyata penelitian yang berkenaan dengan
Inovasi Pendidikan Akhlak berbasis Manjemen Qolbu belum penulis temukan, namun
ada beberapa referensi yang dapat penulis jadikan bahan acuan untuk menelaah
judut tersebut, meliputi :
Skripsi yang ditulis oleh Maulana
(2008 ) Jurusan Tarbiyah IAIN Raden
Fatah palembang dengan Judul Studi Perbandingan Akhlak Santri Mukim Dengan Santri Non Mukim Pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Sribandung Tanjung Batu Ogan Ilir
Berdasarkan analisi pada bab terdahulu penulis dapat menarik
kesimpula sbb.
1.
Akhlak santri mukim dikatakan sedang karena terdapat 52 siswa
(70,275) yang memberikan jawaban tersebut dari angket yang disebarkan kepada
mereka sedangkan yang menyatakan tinggi ada sebanyak 13 siswa (17,57%) kemudian
untuk katagori rendh hanya siswa 9 siswa (12,16%) ini menunjukan bahwa akhlak
santri mukim di madrasah aliyah pondok pesantren nurul islam sribandung sudah
cukup baik.
2.
Akhlak santri non mukim dikatagorikan sedang karena terdapat 39
siswa (52,71 %) yang memberikan jawaban dari angket yang disebarkan kepada
mereka dengan indikasi sedang,adapun yang akhlak yang baik ada sebanyak 17
siswa ( 52,71 %) kemudian untuk katagori
kurang memiliki akhlak yang baik ada sebnyak 17 siswa (22,97 % ) kemudian untuk
katagori kurang memiliki akhlak yang baik hanya sebanyak 18 siswa (24,32%) ini
menunjukan bahwa akhlak santri non mukimmasuk dalam taraf signifikan sedang
sehinggah dapat dikatakan bahwa santri non mukim juga memiliki akhlak yang
hampir sama dengan santri muki
3.
Tidak ada perbedaan signifikn antara akhlak santri mukim dan non
mukim di madrasah aliyah pondok pesantrn nurul islam sribandung. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa sekalipun memiliki ruang lingkupkehidupan dan
pergaulan yang berbeda antara santri mukim dan non mukim antara keduanya tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dalam akhlak. Termasuk akhlak kepada guru,
orang tua maupun sesama teman hal ini karena pada pendidikan dan penanaman
akhlak yang dilakukan di madrrasah aliyah pondok pesantren nurul islam
sribandung masih berjalan dengan sangat baikkarena guru dan pendidik yang ada
semuanya memberikan himbauan dan contoh yang sesuai dengan nilai-nilai islam
untuk menumbuhkembangkan akhlak santri yang ada
Skripsi yang ditulis Marlinsi
Pratiwi (2013) pada Fakultas tarbiah STAI Rahmaiyah, dengan jusul Peran
Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di SMA Negeri 1 Sekayu, Berdasarkan
uraian dan analisa pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :;
1.
Akhlak siswa di SMA N I Sekayu berdasarkan perhitunan yang telah
dilakukan peneliti menunjukan bahwa cukup signifikan masuk kedalam kkatagori
rendahatau kurang baik. Itu bisa kita lihat dari frequensi sebesar 40 frequemsi
. frequensi dengan katagori tingg sebesar 10 atau 25 %frequensi dengan katagori
sedang sebesar 7 frequensi atau 17,5% frequensi dengan katagorirendah sebesar23
frequensi atau 57,7 %.
2.
Peran guru agama dalam pembinaan akhlak siswa di SMA N 1 sekayu
berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti, menunjukan bahwa masukkedalam
katagori tinggi atau sudah baik. Bisa dilihat dari jumlah frequensi sebesar 40
frequensi. Frequensi dengan katagori tinggi sebesar 21 atau 52,5 % frequensi
dengan katagor sedang sebesar 14 atau 35 % frequensi dengan katagori rendah 5
atau 12.5 %
3.
Kendalaguru agama dalam pmbinaan akhlak siswa adalah kurangnya
perhatian dari orang tua, kurangnya kerja sama pihak sekolah denganorang tua di
rumah. Kurangnya kerja samasesama gurudan masih banyaknya siswa yang belum bisa
membaca Al-Quran.
Skripsi yang ditulis Irma Suhardi
(2013) pada fakultas Tarbiyah STAI
Rahmaniyah yang berjudul Upaya Guru Pai
Dalam Meningkatkan Perestasi Belajar Peserta Didik Melalui Pendekatan
Individual di SMP Negeri 7 Sekayu
Berdasrkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Penerapan pendekatan individual dalam pembelajaran pai bagi siswa
smp negeri7 sekayu belajar mliputi du bagian yaitu pada pra pembelajran dan
pross pembelajaran .pra pembelajaran adalah untuk menciptakan pembelajaran
fektifdan seorangguru pai dalam menerapkan dalam proses pembelajaran yang
optimal terstruktur dan suasana yang nyaman dan efekti. Sedangkan proses
pembelajaran ialah kegiatan interaksiantara guru dan siswa dan komunikasi
timbal balik untuk mencapai tujuan dalam belajar.
2.
Nilai raport peserta didik di smpn 7 sekayu pada mata pelajaran pai
pada tabel 4.3 distribusi persentasinya dapat diliat bahwa untuk prestasi
peserta didiknya yang mendpaat nilai tingg yaitu 75-84 berjumlah 5
orang(20%)dan yang mendapat nilai rendah yaitu nilai 65-74berjumlah 14 orang
56% dan yang mendapat nilai rendahyaitu nilai 55-64 berjumlah 6 orang 24%
dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran pai di smpn 7 sekayu adalah sedang.
3.
Ada 2 faktor yang
mempengaruhi guru pai dalam melakukan pendekatan individualyaitu faktor
pendukung dan faktor penghambat sebagai berikut:
4.
Faktor pendukung terdiri dari sikap mental guru, kemamampuan
guru, penyediaan alat peraga,
kelengkapan perpustakaan , penyedian koran disekolah. Faktor penghambat terdiri
dari Kesulitan dalam menghadapi perbedaan individual peserta didik. Kesulitan
memperoleh sumber-sumber dan alat-alat pembelajaran
G.
Definisi Operasional
Sebelum penulis menjelaskan secara menyeluruh apa yang dimaksud
dengan judul tersebut terlebih dahulu penulis akan menjelaslkan pengertian
kalimat demi kalimat untuk memberikan pengertian yang lebih jelas dan lebih
terarah dalam pelaksanaan penelitian.
a.
Manajemen Qolbu berasal dari kata manajemen dan qolbu. Kata
manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu to manage yang sinonimnya
antara lain to hand berati mengurus, to control berarti mengawasi dan to guide
berarti memimpin. Jadi, apabila dilihat dari asal katanya manajemen berarti pengurusan,pengendalian, memimpin, membimbing, kepemimpinan,
ketatalaksanan, pembinaan dan ketatapengurusan
b.Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap
pekerjaan orang orang yang terorganisir
dalam kelompok formil untuk
mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
c. Qolbu adalah hati nurani yang menerima limpahan cahaya kebenaran
ilahiyah
d. Akhlak adalah budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala
sesuatu yang sudah menjadi tabi’at
Dari beberapa pengertian diatas, dapat diambil
suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini ialah penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui penerapan
nilai-nilai manajemen Qolbu dalam meningkatkan kualitas Akhlak siswa di SMP
Negeri 3 Babat Supat kabupaten Musi
Banyuasin dan mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
menerapkannya.
H.
Metodologi Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif, Bogdan dan Taylor
yang dikutip oleh Lexi, J Moleong mendefinisikan Metodologi Kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tulisan atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
atau organisasi ke dalam variable , tetapi perlu memandangnya
b. Populasi dan
sempel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah SMP
N 3 Babat Supat Musi Banyuasin Sumatera Selatan , berdasarkan rekapitulasi Siswa Tahun
Ajaran 2014 / 2015
berjumlah 200
orang
2.
Sampel
Menurut
Arikunto, apabila jumlah populasi dalam penelitian dibawah 100, maka sampel
penelitiannya adalah sejumlah populasi tersebut[2].,
karena jumlah populasi melebihi dari 100 maka penulis menggunakan sampel
kelas VIII yang digunakan digunakan
sebagai sampel
C.
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa
metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian di lapangan,
adapun metode-metode tersebut adalah sebagi berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Metode observasi digunakan apabila seorang peneliti ingin mengetahui
secara empirik tentang fenomena obyek yang diamati. Dalam hal ini peeneliti
menggunakan teknik Observasi sistematik,karena di dalamnya memuat
faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya lebih dulu dan ciri khusus dari
tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
Dalam kasus ini pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat
dunia sebagaimana dilihat oleh subjek pada keadaan waktu itu, merasakan apa
yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti
menjadi sumber data, pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama baik
dari pihaknya maupun dari pihak subjek.
2. Interview (Wawancara)
Interview atau wawancara dipergunakna
sebagai cara
untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara dengan nara sumber atau
responden. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan
dengan yang diwawancarai tetapi dapat pula secara tidak dapat pula secara
tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada
kesempatan lain
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penelitian untuk memperoleh
keterangan dengan cara memeriksa dan mencatat laporan. Menurut Suharsimi
Arikunto, “metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat dan sebagainya
d.
Analisis Data
Setelah data yang diperoleh sudah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
atau pengolahan data.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
sebagian besar berasal dari catatan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Kemudian catatan tersebut di analisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh,termasuk
kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif eksploratif.
Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
status fenomena. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan sesuatu. Teknik ini penulis gunakan untuk menggambarkan, menuturkan, menafsirkan serta menguraikan data
yang
bersifat kualitatif yang penulis peroleh dari metode pengumpulan data.
e.
Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menguji validitas data atau keabsahan data, disini peneliti
menggunakan metode Triangulasi. Menurut Moleong bahwa metode ini
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Adapun teknik yang digunakan oleh peneliti adalah Triangulasi dengan
Metode, menurut Patton (1987) yang dikutip oleh Lexy, J Moleong terdapat
dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama.
G.
Sistematika Pembahasan
BAB Satu Meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, pembatasan
masalah, hipotesis, , dan sistematika pembahasan.
BAB Dua Melliputi tentang pengertian Manajemen Qolbu, Akhlak, pendidikan.
BAB Tiga Berisikan tentang gambaran umum keadaan SMP N 3 Babat
Supat Sejarah Singkat Berdirinya SMP N 3 Babat, Visi Misi, letak Geografis,
Struktur Organisasi, Keradaan guru, Karyawan dan Siswa, Kegiatan siswa, sarana dan prasarana.
BAB Empat Berisi tentang hasil penelitian tentang penerapan
Pendidikan Akhlak berbasis Manajemen Qolbu di SMPN
3 Babat Supat dan faktor-faktor
pendukung dan
penghambat penerapan Pendidikan Akhlak berbasis Manajemen Qolbu di SMPN 3 Babat Supat
BAB Lima Berisikan kesimpulan dan saran –
saran yang merupakan akhir dari penelitian.
Komentar
Posting Komentar