PENGARUH KOMUNIKASI VERBAL ANTARA GURU DAN MURID TERHADAP
KEBERHASILAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI
5 BABAT SUPAT
BORANG PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I )
Oleh :
JUNAIDI
NIM. 10149179
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAHMANIYYAH
KAMPUS D SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN
DI SUNGAI LILIN
2014
PENGARUH KOMUNIKASI VERBAL ANTARA GURU DAN MURID TERHADAP
KEBERHASILAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI
5 BABAT SUPAT
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia tidak akan dapat berenang di
dalam air tanpa bantuan persediaan udara buatan, manusia tidak dapat melayang
di udara tanpa bantuan suatu alat supaya manusia tetap melayang di udara dan
manusia tidak dapat bertahan di berbagai wilayah di dunia tanpa bantuan pakaian
menurut syarat tertentu. Meskipun semua kendala yang nyata ini ada, manusia
telah menjadi spesies yang dominan di muka bumi ini, semata-mata manusia dapat
berkomunikasi antara sesamanya.
Manusia yang normal dalam
kehidupannya sehari-hari berada dalam proses komunikasi dengan sesama manusia
di lingkungan masyarakat sekitar secara timbal balik, bahkan juga berkomunikasi
dengan alam sekitarnya. Proses komunikasi tersebut mengandung nilai
kependidikan, oleh karena manusia sebagai makhluk individual dan sosial
mempunyai naluri yang berwatak untuk hidup bermasyarakat dan saling tolong
menolong dalam rangka mengembangkan system kehidupannya ke arah kesejahteraan bersama.
Komunikasi adalah sendi dasar
terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi, kehidupan manusia
tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.
Bidang pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi,
bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi. Dengan kata lain
tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana
mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa
berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya membutuhkan
komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan bidang daerah yang disentuhnya.
Pendidikan adalah suatu proses
komunikasi antara pendidik dan anak didik yang diikat dengan minat dan
perhatian antara keduanya. Pada dasarnya proses komunikasi merupakan kegiatan
alamiah manusia dalam masyarakat yang dinamis di mana hubungan timbal balik
antara anggota yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Dalam proses
kependidikan hubungan timbal balik antara pendidik dan anak didik berkelanjutan
ke arah tujuan yang hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan pendidikan atau
tujuan proses belajar mengajar. Dalam proses kependidikan jika ditinjau dari
segi psikologi sosial, pendidik berfungsi sebagai komunikator dan anak didik sebagai
komunikan yang menerima pesan-pesan (message) dari komunikator.
Pandangan modern dalam teori-teori
pendidikan akhir-akhir ini tidak lagi memandang anak didik sebagai objek
(sasaran) garapan pekerjaan pendidik, akan tetapi juga dipandang sebagai subjek
didik yang melaksanakan proses pendidikan terhadap dirinya sendiri sesuai
dengan bakat, minat dan perhatiannya. Dan atas dasar pandangan baru inilah maka
proses kependidikan berjalan secara dialogis. Khususnya dalam proses
kependidikan agama di mana pendidik tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan
(agama) semata akan tetapi ia harus menginternalisasikan dan mentransformasikan
tata nilai keagamaan (keimanan dan ketakwaan), maka komunikasi antara pendidik
dan anak didik harus didasarkan atas prinsip-prinsip pendekatan integralistik
(meliputi seluruh aspek kebutuhan anak didik), dan lebih menekankan pada
pengembangan kemampuan individualisatif dan sosialisatif, dan moralisatif, oleh
karena anak didik adalah makhluk individual, soial, dan moral.
Apabila
ditelaah lebih mendalam, berbagai teori belajar-mengajar yang didasarkan atas
berbagai pendekatan keilmuan, menunjukan bukti bahwa proses belajar-mengajar
baru bermakna bila antara pendidik dan anak didik berlangsung secara
komunikatif yang disemangati oleh bakat, minat dan perhatian anak didik yang
dipandang sebagai objek dan subjek pendidikan.
Belajar-mengajar
adalah proses kegiatan menerima bahan pengajaran dalam berbagai rupa di pihak
murid (anak didik) dan kegiatan pemberian bahan pengajaran dalam berbagai
bentuknya kepada murid oleh guru yang berlangsung secara komunikatif yang
bersifat dialogis dalam jangka dan waktu dan tempat tertentu
Proses
belajar-mengajar baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika telah
terbentuk komunikasi antara pendidik dan anak didik. Komunikasi itu berlangsung
dalam kegiatan psikologis secara timbal-balik antara pendidik dan anak didik,
yang saling memberi dan menerima pesan.
Kata
verbal digunakan untuk menunjukkan pesan-pesan (message) yang dikirimkan atau
yang diterima dalam bentuk kata-kata, baik lisan (oral,vocal) maupun tulisan
(Written, Visual). Secara Etimologis, kata verbal berasal dari “verb” (bahasa
latin) yang berarti word (kata). Word merupakan terjemahan dari bahasa yunani,
rhema, yang berarti ‘sesuatu’ yang digunakan untuk menggambarkan tindakan,
eksistensi, kejadian, atau peristiwa, atau ‘sesuatu’ yang digunakan sebagai
pembantu atau penghubung sebuah predikat. Kata ‘verbal’ sendiri berasal dari
bahasa latin, verbalis, verbum yang
sering pula dimaksudkan dengan ‘berarti’ atau ‘bermakna melalui kata’, atau
yang berkaitan dengan ‘kata’ yang digunakan untuk menerangkan fakta, ide, atau
tindakkan yang lebih sering berbentuk percakapan lisan daripada tulisan.
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan sibol-simbol atau kata-kata, baik
yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal
merupakan karakteristik khusus dari manusia, tidak ada makhluk lain yang dapat
menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Kata dapat dimanipulasi
untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti. Kata-kata dapat menjadikan
individu dapat menyatakan ide yang lengkap secara komperehensif dan tepat.
Kata-kata memungkinkan menyatkan perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat
dibaca orang untuk beberapa menit atau untuk beberapa abad sesudahnya.
Menurut
penulis komunikasi verbal adalah proses interaksi yang menggunakan
simbol-simbol atau kata-kata secara lisan ataupun tulisan, dan penggunaan
bahasa sering digunakan dalam berinteraksi karena mendayagunakan informasi yang
bersumber dari persepsi manusia, dan medium untuk berkomunikasi secara santun
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.
Agar
dapat berkomunikasi dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan berbahasa yang
baik. Guru perlu memiliki kekayaan bahasa dan kosakata yang cukup banyak sebab
dengan menggunakan kata-kata tertentu saja siswa belum dapat memahami maknanya,
mereka membutuhkan kata-kata atau istilah lain.
Keberhasilan
belajar siswa dipengaruhi oleh banyak aspek atau bidang lainnya yang mendukung
kegiatan belajar siswa tersebut, dan seorang siswa akan berhasil dalam
belajarnya jika semua faktor yang mendukung tersebut ada. Salah satu faktor
pendukung yang penting adalah tenaga pengajar yang berkualitas yakni yang mampu
berkomunikasi verbal dengan baik dan mempunyai wawasan keilmuan yang luas.
Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Babat Suapat merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
yang berusaha melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan menjadi
kebanggaan masyarakat, menanamkan keimanan yang kokoh, melahirkan kesadaran
beribadah serta akhlak mulia dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut SMP Negeri 5 Babat Supat selalu berusaha
meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk
pelatihan-pelatihan, penataran-penataran, dan pembinaan kepada para guru secara
berkala dengan tujuan agar guru mempunyai wawasan yang luas, sehingga tujuan
pembelajarannya dapat tercapai dengan baik
Hal
tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas skripsi dengan judul: “Pengaruh
Komunikasi Verbal antara Guru dan Murid terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Babat Supat “
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka penulis merumuskan masalah, sebagai berikut:
1.
Bagaimana komunikasi verbal antara siswa dan guru di SMP Negeri 5
Babat Supat ?
2.
Bagaimanakah pengaruh komunikasi verbal guru terhadap keberhasilan
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Babat
Supat ?
D. Tujuan
Berdasarkan
pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1)
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi verbal guru dan murid
terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Babat Supat.
2)
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi komunikasi verbal guru
terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 5 Babat Supat.
E.
Daftar Pustaka
Terlampir
Sekayu, Juli 2014
Di TolaK / Di Terima
Ketua Jurusan
Pembimbing Akademik
Eni
Elyati, M.pd.I
Sonin, M.Pd.I,
Komentar
Posting Komentar